Matanya
menutup, mungkin ia tertidur atau malah sudah pergi dari dunia ini, Aku begitu
ketakutan membayangkan bila ini memang terjadi. Perlahan kupanggil namanya,
“Ilham,,,Ilham,,,”
Air
mataku menganak sungai membasahi jemari Ilham, dalam hati Aku terus berdo’a
untuk keselamatan Ilham.
Akhirnya kelopak mata itu terbuka
“jangan genggam tanganku seperti itu
Tika..” sembari tersenyum
“Biar, Aku gak mau kamu pergi ilham”
“tenang Tika, mungkin ini udah
takdir aku”
“Enggak, enggak Ilham, gak boleh!
Kamu harus sama-sama Aku terus” pintaku paksa,
hatiku
sangat miris melihatnya berbicara terbeta. Tak adalagi tawa seperti hari-hari
kemarin, Aku benci hari ini. Ilham banyak bicara, napasnya mulai
tersengal-sengal, Aku tak tega melihatnya
“Ilham,,,Ilham,,,” Aku syok melihat
ekspresi Ilham kehsbisan napas
“Ti..ka jaga di,,ri,,m,u baik,,baik,
ja,,ga ke,,s,ehat,,an, jang,,an lu,,pa selalu,, do’aka,,n Aku”
“Kamau gak boleh ngomong kaya gitu”
“A,,ku saya,,ng sa,,maa kamu”
terengah-engah, dadanya naik turun
Ucapnya sekali lagi “Tika, ku
tung,,gu ka,,u d,,i ke a,,ba,di,an”
Kata
terakhir ini begitu menyayat hatiku, sepertinya Ilham sudah tak tahan lagi.
Kutuntun Ilham menyebut asma Allah dan syahadat dengan penuh keraguan
“Lailaahaaillallah,,”
Kubisikan syahadat
“Asyhaduala,,,ailaa haillallah,,,waasyhadu,,, anna muhammadar rasulullah,,”
Ilham
terbata membaca syahadat, seketika matanya menutup untuk selama-lamanya.
Ya Allah entah apa yang harus Aku
lakukan, Aku sangat syok melihat kepergian Ilham. Air mataku semakin deras
keluar, beberapakali Aku sempat pingsan. Saat mengantar Ilham ke lianglahat pun
Aku di papai oleh Ibu dan Ukhti Ina. Sungguh Aku tak kuat berrjalan sendiri,
raga ini tak bertenaga. Saat jenasah Ilham di masukan ke peristirahatan
terakhirnya, di timbun tanah. Aku tak kuasa menahan semuanya, Aku menangis
histeris
“Ilhaaam,, jangan pergi!!!” tangisku
memuncah
**
Setelah kematian Ilham kesehatanku
tak terkontrol, badanku semakin kurus. Aku selalu menyendiri melamuni kepergian
Ilham, sulit rasanya melupakan Ilham untuk mengiklaskannya pergi.
Beberapa bulan Aku pergi chek up ke dokter. Aku lupa
dengan kenker rahim yang Aku derita, padahal dokter menyarankanku untuk chek up
2 minggu sekali. Bersambung lagii....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar