Katanya sebentar lagi
pilpres 2019. Orang-orang ramai memasang tagar #2019gantipresiden. Semua jejaring
sosial ramai, puncaknya terjadi di malam debat capres - cawapres. Saat malam
itu saya masih apatis tentang caplon baik nomor urut 1 dan nomor urut 2. Jujur saja,
malam itu waktu istirahat saya sedikit terusik dengan pro dan kontra teman dan
kerabat yang muncul di histori WA. Ya terusik, mau tahu kenapa? Karena opini-opini
yang mucul tak berdasar dan tak bernilai.
Begini maksudnya, kalau
saya suka dengan si A saya harus punya alasan mengapa bisa suka dengan si A, begitupun
kalau saya tidak suka dengan si B, harus ada alasan juga. Nah, yang saya heran
orang-orang membenci si A dengan alasan yang klise, tidak masuk akal dan tanpa
bukti yang nyata. Padahal informasi yang dia terima hanya dari berita berantai di WA dan video beberapa detik yang sengaja
dipotong-potong tanpa sumber yang jelas.
Oh, blak-blakan saja ya, yang saya maksud si A
adalah Presiden kita. Menurut informasi yang saya peroleh katanya paslon nomor
urut 1 atau yang sekarang masih menjadi presiden kita itu “Kinerjanya nggak bagus, bikin hutang negara makin
banyak, orang PKI, antek luar negeri, gak punya wibawa, gak religius, dan masih
banyak lagi.” Hey, sebenernya kamu itu warga negara mana? Yakin, masih jadi
WNI? Moralmu dimana, sopan santunmu dimana? Orang yang kamu sudutkan, bahkan
kamu jelek-jelekan itu Bapakmu sendiri! Memang kamu sudah yakin sama paslon
nomor urut sebelah yang baru bisa berorasi dan berjanji dan belum terbukti?
Berkat kalian, pada
malam itu saya mencari seluk-beluk kebenarannya. Karena kalian jugalah beberapa
hari ini saya selalu batal menggarap skripsi saya. Berhari-hari saya mencari
informasi kredible mengenai tuduhan yang kalian pasangkan. Alhasil saya
mendapat info di yaoutube. Disana tertera jelas siapa yang berargumen. Berikut urlnya:
- Soal hutang indonesia yang bertambah besar: https://www.youtube.com/watch?v=Dta7phOdKPk&t=4s dan https://www.youtube.com/watch?v=ZGpx0pB1-_k&spfreload=10
- Terkait PKI dan antek luar negeri : https://www.youtube.com/watch?v=n0xepSmCWNs
- Nggak religius : https://www.youtube.com/watch?v=vYH0s9qYgBk
- Nggak berwibawa : https://www.youtube.com/watch?v=aKSDZyAIXFU dan https://www.youtube.com/watch?v=mxUlsiPw9Rw&t=184s https://www.youtube.com/watch?v=hhOc2biHwiY
- Soal infrastuktur : cari aja sendiri ya mengenai tol papua hehe
Ketika tahu soal informasi
hoax yang beredar luas tersebut, saya
nggak langsung percaya. Karena dalam benak saya, indoneseia punya mentri
keuangan yang hebat dan sudah diakui dunia, siapa lagi kalau bukan Ibu Sri
Mulyani. Begitu pula soal wibawa, saya pikir Pak Jokowi adalah orang yang
cakap. Namun, soal pidatonya yang kerap mencontek kertas, itu hal wajar. Sebab,
dalam sehari dia bisa lebih dari 3 kali berpidato dimuka umum. Sebagai seorang
pemimpin, bukankah salah dalam berbicara akan menimbulkan kesalahan yang fatal?
Dan soal nilai religius, ternyata Pak Jokowi juga rajin puasa senin kamis.
Perkara alfathekah juga
banyak spekuliasi negatif yang muncul. Padahal, memang begitulah logat orang
jawa. Kalau dipikir-pikir kasus ini sama saja dengan orang islm di jepang atau
di china. Pelafalan bahasa arabnya kurang sempurna. Saya pernah mendengan orang
jepang melantunkan adzan. Menurut saya itu gak masalah, toh yang penting niatnya.
Karena sekalipun ada orang yang bacaannya sempurna, jika niatnya untuk yang
lain, apakah bacaannya akan sampai ke langit? Belum tentu, hanya Allah SWT yang
tahu,Wallahualam bishawab.
Perkara nilai religius
akhir-akhir ini memang sangat sensitif. Tapi jangan pula sedikit-sedikit menilai
seseorang kafir, bilang bidah (untuk islam). Cobalah berpikiran terbuka! Negara
ini ada dan berdiri kokoh hingga saat ini karena “Bhi Neka Tunggal Ika”. Bukan satu
agama saja yang menempati negeri ini. Ada islam, kristen, budha, hindu,
konghucu, dan kepercayaan lain. Ini negara yang kompleks. Jika tidak berdamai dan
bersatu, sejak dulu mungkin saat ini indonesia bukanlah indonesia yang kita
kenal.
Taatlah kepada Tuhan
yang maha Esa. Namun satu yang harus dijaga yaitu toleransi. Sebab, jika ada
orang yang ingin indonesia semua rakyatnya taat (berkelakuan positif) namun dengan
cara kekerasan, pemaksaan. Perpecahanlah yang akan muncul. Ingatlah hukum alam!
Ada surga ada neraka, ada yang taat dan ada yang durhaka, ada yang baik juga ada
yang jahat.
Saya pikir nggak usahlah sebuah kebaikan seseorang
itu diumbar-umbar, ria. Setiap capaian memang harus dipublikasikan. Namun ada
beberapa hal yang memang privasi. Jadi cukup sudah untuk mengorek-orek berita
yang tidak perlu disebarluaskan.
Biarlah negara ini
heterogen. Ada pemuka agama, ada pemuka politik, ada ekonom, ada pendidik, dsb.
Biarkan setiap orang maju dengan passion nya.
Sosok presiden juga demikian, dia nggak
mahir disemua bidang. Tapi harus memiliki sifat rendah hati, jujur, memiliki
jiwa kepemimpinan, dekat dengat rakyat, tegas, dan kriteria pemimpin yang lain.
Saya pikir paslon nomor
urut 1 dan 2 adalah pasangan yang sama-sama kuat dan berasal dari kader terbaik
bangsa. Pak jokowi pastilah sudah berpengalaman, Pak Marzuki Ali meski sudah
berumur diantara ketiga calon juga memiliki pengalaman yang banyak. Pak Prabowo
dari angkatan juga pastilah tegas, dan Pak Sandiaga Uno juga pastilah dipilah
karena berbagai pertimbangan yang baik. Jadi, berhentilah singut-singutan
menyebar isu yang tidak benar tentang mereka semua. Apalagi yang menjadi
bulan-bulanan adalah orang yang memimpin kita semua, Presiden kita sendiri.
Semua pemimpin pastilah
ingin memajukan apa yang ia pimpin. Apalagi soal rakyat, unsur utama dalam
suatu negara yang begitu kompleks dan sensitif. Semua pemimpin pastilah ingin
rakyatnya sejahtera. Hanya pemimpin bodoh yang ingin rakyatnya sengsara. Makadari
itu peran kita sebagai rakyat adalah memilih pemimpin yang terbaik diantara calon
pemimpin yang terbaik dan berkapasitas tinggi. Untuk itu kita harus tahu siapa
yang akan kita pilih, dengan mengenal satu persatu calonnya. Berkenalan dari
debat capres dan cawapres atau dari informasi berantai di Whatshap dan facebook
saja tidak cukup. Kita perlu tahu bagaimana kinerja mereka, prestasi,
kesehariannya dari orang terdekat mereka (selain keluarga) dan masih banyak
lagi.
Apa sejauh ini
pilahanmu berdasarkan itu semua? Jika belum, coba koreklah informasi tentang
mereka dari sumber terpercaya. Lalu tentukan pilihan berdasarkan hati nurani. Jangan
sampai salah memilih dan menunggu 5 tahun lagi untuk memperbaiki. Sebab,
suaramu sangat berarti bagi NKRI. Terutama kamu, hei kaum milenial! Agent of change.
Malam Minggu, 19 Januari 2019