selamat datang... jangan lupa tinggalkan komentar :) boleh copast asalkan cantumkan sumber yang jelas! Ok! :)

Sabtu, 19 Januari 2019

Moral Millenial dalam Memilih, bikin Gigit Jari

Katanya sebentar lagi pilpres 2019. Orang-orang ramai memasang tagar #2019gantipresiden. Semua jejaring sosial ramai, puncaknya terjadi di malam debat capres - cawapres. Saat malam itu saya masih apatis tentang caplon baik nomor urut 1 dan nomor urut 2. Jujur saja, malam itu waktu istirahat saya sedikit terusik dengan pro dan kontra teman dan kerabat yang muncul di histori WA. Ya terusik, mau tahu kenapa? Karena opini-opini yang mucul tak berdasar dan tak bernilai.

Begini maksudnya, kalau saya suka dengan si A saya harus punya alasan mengapa bisa suka dengan si A, begitupun kalau saya tidak suka dengan si B, harus ada alasan juga. Nah, yang saya heran orang-orang membenci si A dengan alasan yang klise, tidak masuk akal dan tanpa bukti yang nyata. Padahal informasi yang dia terima hanya dari berita  berantai di WA  dan video beberapa detik yang sengaja dipotong-potong tanpa sumber yang jelas.

 Oh, blak-blakan saja ya, yang saya maksud si A adalah Presiden kita. Menurut informasi yang saya peroleh katanya paslon nomor urut 1 atau yang sekarang masih menjadi presiden kita itu “Kinerjanya nggak bagus, bikin hutang negara makin banyak, orang PKI, antek luar negeri, gak punya wibawa, gak religius, dan masih banyak lagi.” Hey, sebenernya kamu itu warga negara mana? Yakin, masih jadi WNI? Moralmu dimana, sopan santunmu dimana? Orang yang kamu sudutkan, bahkan kamu jelek-jelekan itu Bapakmu sendiri! Memang kamu sudah yakin sama paslon nomor urut sebelah yang baru bisa berorasi dan berjanji dan belum terbukti?
Berkat kalian, pada malam itu saya mencari seluk-beluk kebenarannya. Karena kalian jugalah beberapa hari ini saya selalu batal menggarap skripsi saya. Berhari-hari saya mencari informasi kredible mengenai tuduhan yang kalian pasangkan. Alhasil saya mendapat info di yaoutube. Disana tertera jelas siapa yang berargumen. Berikut urlnya:
  1.  Soal hutang indonesia yang bertambah besar: https://www.youtube.com/watch?v=Dta7phOdKPk&t=4s dan https://www.youtube.com/watch?v=ZGpx0pB1-_k&spfreload=10 
  2. Terkait PKI dan antek luar negeri : https://www.youtube.com/watch?v=n0xepSmCWNs 
  3. Nggak religius : https://www.youtube.com/watch?v=vYH0s9qYgBk 
  4. Nggak berwibawa : https://www.youtube.com/watch?v=aKSDZyAIXFU dan https://www.youtube.com/watch?v=mxUlsiPw9Rw&t=184s https://www.youtube.com/watch?v=hhOc2biHwiY 
  5. Soal infrastuktur : cari aja sendiri ya mengenai tol papua hehe

Ketika tahu soal informasi hoax yang beredar luas tersebut, saya nggak langsung percaya. Karena dalam benak saya, indoneseia punya mentri keuangan yang hebat dan sudah diakui dunia, siapa lagi kalau bukan Ibu Sri Mulyani. Begitu pula soal wibawa, saya pikir Pak Jokowi adalah orang yang cakap. Namun, soal pidatonya yang kerap mencontek kertas, itu hal wajar. Sebab, dalam sehari dia bisa lebih dari 3 kali berpidato dimuka umum. Sebagai seorang pemimpin, bukankah salah dalam berbicara akan menimbulkan kesalahan yang fatal? Dan soal nilai religius, ternyata Pak Jokowi juga rajin puasa senin kamis.

Perkara alfathekah juga banyak spekuliasi negatif yang muncul. Padahal, memang begitulah logat orang jawa. Kalau dipikir-pikir kasus ini sama saja dengan orang islm di jepang atau di china. Pelafalan bahasa arabnya kurang sempurna. Saya pernah mendengan orang jepang melantunkan adzan. Menurut saya itu gak masalah, toh yang penting niatnya. Karena sekalipun ada orang yang bacaannya sempurna, jika niatnya untuk yang lain, apakah bacaannya akan sampai ke langit? Belum tentu, hanya Allah SWT yang tahu,Wallahualam bishawab.

Perkara nilai religius akhir-akhir ini memang sangat sensitif. Tapi jangan pula sedikit-sedikit menilai seseorang kafir, bilang bidah (untuk islam). Cobalah berpikiran terbuka! Negara ini ada dan berdiri kokoh hingga saat ini karena “Bhi Neka Tunggal Ika”. Bukan satu agama saja yang menempati negeri ini. Ada islam, kristen, budha, hindu, konghucu, dan kepercayaan lain. Ini negara yang kompleks. Jika tidak berdamai dan bersatu, sejak dulu mungkin saat ini indonesia bukanlah indonesia yang kita kenal.

Taatlah kepada Tuhan yang maha Esa. Namun satu yang harus dijaga yaitu toleransi. Sebab, jika ada orang yang ingin indonesia semua rakyatnya taat (berkelakuan positif) namun dengan cara kekerasan, pemaksaan. Perpecahanlah yang akan muncul. Ingatlah hukum alam! Ada surga ada neraka, ada yang taat dan ada yang durhaka, ada yang baik juga ada yang jahat.

Saya pikir nggak usahlah sebuah kebaikan seseorang itu diumbar-umbar, ria. Setiap capaian memang harus dipublikasikan. Namun ada beberapa hal yang memang privasi. Jadi cukup sudah untuk mengorek-orek berita yang tidak perlu disebarluaskan.

Biarlah negara ini heterogen. Ada pemuka agama, ada pemuka politik, ada ekonom, ada pendidik, dsb. Biarkan setiap orang maju dengan passion nya. Sosok presiden juga demikian, dia nggak mahir disemua bidang. Tapi harus memiliki sifat rendah hati, jujur, memiliki jiwa kepemimpinan, dekat dengat rakyat, tegas, dan kriteria pemimpin yang lain.

Saya pikir paslon nomor urut 1 dan 2 adalah pasangan yang sama-sama kuat dan berasal dari kader terbaik bangsa. Pak jokowi pastilah sudah berpengalaman, Pak Marzuki Ali meski sudah berumur diantara ketiga calon juga memiliki pengalaman yang banyak. Pak Prabowo dari angkatan juga pastilah tegas, dan Pak Sandiaga Uno juga pastilah dipilah karena berbagai pertimbangan yang baik. Jadi, berhentilah singut-singutan menyebar isu yang tidak benar tentang mereka semua. Apalagi yang menjadi bulan-bulanan adalah orang yang memimpin kita semua, Presiden kita sendiri.

Semua pemimpin pastilah ingin memajukan apa yang ia pimpin. Apalagi soal rakyat, unsur utama dalam suatu negara yang begitu kompleks dan sensitif. Semua pemimpin pastilah ingin rakyatnya sejahtera. Hanya pemimpin bodoh yang ingin rakyatnya sengsara. Makadari itu peran kita sebagai rakyat adalah memilih pemimpin yang terbaik diantara calon pemimpin yang terbaik dan berkapasitas tinggi. Untuk itu kita harus tahu siapa yang akan kita pilih, dengan mengenal satu persatu calonnya. Berkenalan dari debat capres dan cawapres atau dari informasi berantai di Whatshap dan facebook saja tidak cukup. Kita perlu tahu bagaimana kinerja mereka, prestasi, kesehariannya dari orang terdekat mereka (selain keluarga) dan masih banyak lagi.

Apa sejauh ini pilahanmu berdasarkan itu semua? Jika belum, coba koreklah informasi tentang mereka dari sumber terpercaya. Lalu tentukan pilihan berdasarkan hati nurani. Jangan sampai salah memilih dan menunggu 5 tahun lagi untuk memperbaiki. Sebab, suaramu sangat berarti bagi NKRI. Terutama kamu, hei kaum milenial! Agent of change.

Malam Minggu, 19 Januari 2019