selamat datang... jangan lupa tinggalkan komentar :) boleh copast asalkan cantumkan sumber yang jelas! Ok! :)

Rabu, 28 Januari 2015

Laporan Praktikum Kelas XII (Mengetahui kerja enzim katalase)


Mengetahui kerja enzim katalase

I.        Tujuan
·         Mengetahui dan mempelajari kerja enzim katalase

II.        Dasar Teori
Enzim adalah protein yang mengatalisis reaksi dan berpengaruh terhadap kecepatan reaksi, tetapi tidak ikut bereaksi. Tidak ikut bereaksi di sini maksudnya adalah pada akhir reaksi enzim tidak berubah susunan kimianya atau tetap dalam bentuk semula. Salah satunya yang di praktikkan saat ini, enzim katalase.  Enzim ini terdapat di semua sel, tetapi yang paling banyak terdapat di sel hati. Enzim tersebut mudah di amati kegiatannya. Hati adalah organ tubuh yang banyak mengandung enzim katalase yang dapat mengubah H2O2 menjadi air dan oksigen yang tidak berbahaya bagi tubuh. senyawa H2O2 terbentuk dalam proses respirasi sel dan dapat merusak sel.
Ø  Secara kimia, enzim yang lengkap (holoenzim) tersusun atas dua bagian, yaitu bagian protein dan bagain bukan protein.
1.    Bagian protein disebut apoenzim, tersusun atas asam – asam amino.Bagian protein bersifat labil (mudah berubah), misalnya terpengaruh oleh suhu dan keasaman.
2.    Bagian bukan protein yang disebut gugus protetik, yaitu gugusan yang aktif. Gugus prostetik yang berasal dari molekul non organik disebut kofaktor, misalnya besi, tembaga, zink. Gugus prostetik yang terdiri dari senyawa – senyawa kompleks disebut konenzim, misalnya NADH, FADH, koenzim A, tiamin, riboflavin, asam pantotenat, niasin, piridoksin, biotin, asam folat, dan kobalamin.
                                             
Ø  Ciri-ciri enzim
-       Biokatalisator
-       Seperti Protein
-       Bekerja secara khusus/spesifik
-       Efisien /Menurunkan energi aktivasi
-       Dapat digunakan berulang kali
-       Rusak oleh panas
-       Tidak ikut bereaksi
-       Kerjanya dipengaruhi faktor lingkungan, misalnya suhu, pH, inhibitor dan aktivator.
Ø   Cara Kerja Enzim
-       Teori gembok-anak kunci (lock and key)
Sisi aktif enzim mempunyai bentuk tertentu yang hanya sesuai untuk satu jenis substrat saja.
-       Teori Induced Fit
Sisi aktif enzim bersifat fleksibel dalam menyesuaikan strukutur sesuai dengan struktur substrat.
                                                          
Ø  Faktor-faktor yang mempengaruhi kerja enzim
·         Suhu
Aktivitas enzim akan meningkat seiring dengan meningkatnya suhu optimum. Di bawah/di atas mengalami suhu optimum, aktivitas enzim akan berkurang (denaturasi).
·         pH
Kaju kerja enzim akan terus meningkat hingga pH 7, dan setelah melebihi angka 7 laju kerja enzim semakin menurun.
·         Konsentrasi Substat
Semakin tinggi konsentrasi substrat, maka laju reaksinyapun semkain tinggi (maksimum).
·         Konsentrasi Substrat
Laju reaksi enzim berbeda-beda walaupun memiliki konsentrasi enzim yang sama.
·         Inhibitor
Zat yang dapat menghambat kerja enzim
III.        Alat dan Bahan
1.    Mortal                                                11. Hati ayam
2.    Tabung reaksi                     12. Larutan HCl 10%
3.    Gelas reksi 100 ml              13. Larutan NaOH 10%
4.    Gelas reaksi 250 ml                        14. Air
5.    Tabung ukur                                    15. Es batu
6.    Kaki tiga                                16. Arang (bara api)
7.    Asbes                                    17. Kapas
8.    Pembakar spirtus                18. Tisu
9.    Pipet                                      19. Label
10. Penjepit kayu                       20. H2O2 10%

IV.        Cara Kerja
1.    Haluskan organ hati dengan mortal. Tambahkan 30 ml air  kemudian saringlah menggunakan kapas. Hasil yang diperoleh dari proses penyaringan adalah ekstrak hati.
2.    Bagilah ekstrak hati kedalam 5 tabung reaksi dengan volume yang sama. Beri label pada setiap tabung.
3.    Tambahkan 7 tetes HCl kedalam tabung yang berlabel asam dan 7 tetes NaOH ke dalam tabung yang berlabel basa. Masukkan tabung yang berlabel dingin ke dalam es batu dan tabung yang berlabel panas ke dalam air panas selama 10 menit.
4.    Masukkan 3 ml H2O2 pada masing-masing tabung yang sudah diberi label. Tutuplah rapat-rapat dengan kapas.
5.    Amati jumlah gelembungnya (amat banyak, banyak, sedang, sedikit, atai tidak ada). Masukkan bara api di atas campuran, jangan sampai menyentuh camuran. Amati apakah bara api menyala?
6.    Catat hasilnya pada tabel pengamatan.













V.        Data Hasil Pengamatan
Larutan
Ektrak hati + H2O2
Keterangan
Gelembung
Nyala Bara Api
Ekstrak hati + H2O2
+++
Terang 

Ekstrak hati + HCl + H2O2
-
Sedang

Ekstrak hati + NaOH + H2O2
+++
Sedang

Ekstrak hati + H2O2 (dipanaskan)
+
-

Ekstrak hati + H2O2 (didinginkan)
++
Terang


Keterangan          : (-)      = Tidak ada
                               (+)     = Sedikit
                               (++)   = Sedang
                               (+++) = Banyak/ Terang
dok. pribadi: kanan- kiri= tabung 1, 2, 3, 4, 5

VI.        Pembahasan
Ekstrak hati banyak mengandung enzim katalase yang hanya menguraikan H2O2 menjadi H2O dan O2.

H2O2                 H2O + O2
     Setelah dilakukan percobaan di dapatkan hasil:

1.    Ekstrak hati di tambah H2O2
Pada tabung nomor 3 berisis ekstrak hati yang di tambahkan H2O2 menghasilkan gelembung-gelembung udara yang sangat banyak. Ini membuktikan bahwa enzim katalase dapat menguraikan H2O2 menjadi air dan oksigen. Karena H2O2 di uraikan menjadi O2, maka ketika tutup kapas di buka, kemudian di dekatkan dengan bara api, bara api tersebut menyala.

2.    Ekstrak hati ditambahkan HCl dan H2O2
Ketika ekastrak hati yang bercampur dengan HCl dapat dilihat pada tabung nomor 4 ditambahkan H2O2 gelembung-gelembung udara yang timbul sangatlah sedikit bahkan tidak ada dan ketika pengujian bara api, nyala baranya pun redup. Hal ini mengindikasikan bahwa enzim katalase tidak bekerja secara maksimal jika pHnya terlalu asam.

3.    Ekstrak hati ditambahkan NaOH dan H2O2
Penambahan NaOH membuat suasana ekstrak hati menjadi terlalu basa. Saat ditambahkan H2Ogelembung-gelembung udara yang terjadi sangatlah banyak, namun ketika di uji dengan bara api nyala apinya meredup terlihat pada tabung nomor 5. Hal ini menunjukkan bahwa enzim katalase yang terdapat pada hati tidak dapat bekerja secara optimum jika pHnya terlalu basa.

4.    Ekstrak hati (Dipanaskan) ditambahkan H2O2  
Tabung nomor 2 berisikan ekstrak hati yang sudah dipanaskan kemudian di tambah H2O2 ternyata menghasilkan gelembung udara yang cukup bayak dan ketika pengujian dengan bara api, apinya tidak menyala. Hal ini membuktikan bahwa enzim yang merupakan sejenis protein bisa rusak karena suhu yang tinggi.

5.    Ekstrak hati (Didinginkan) + H2O2  
Ekstrak yang dimasukkan kedalam es kemudian ditambah H2O2, ternyata menimbulkan gelembung udara sangat banyak saat bara api di masukkan ke dalamnya, dan juga menimbulkan nyala api terang.
Ketika setiap tabung rekasi diberi H2O2,   Gelembung gas yang terbentuk adalah gelembung hydrogen. Gelembung gas ini terbentuk karena ion positif mengalami reaksi reduksi dan ion negatif mengalami oksidasi. Contoh, pada laruutan HCl terjadi reaks ielektrolisis yang menghasilkan gas hidrogen sebagaiberikut.
HCl(aq)      H+(aq)+Cl-(aq)
Reaksi reduksi : 2H+(aq)+2e- H2(g)
Reaksi oksidasi : 2Cl-(aq) Cl2(g) + 2e-

VII.        Penutup
ü  Kesimpulan
-       Laju kerja enzim akan terhambat pada suhu yang rendah, namun tidak merusak enzim. Laju enzim akan terhambat apabila suhunya tinggi dan merusak enzim tersebut.
-       Keadaan pH yang terlalu basa dan terlalu asam akan membuat kerja enzim menjadi tidak optimal. Sebaliknya, enzim katalase akan bekerja secara maksimal pada keadaan netral.
-       Setiap enzim bekerja secara spesifik pada satu substrat saja.
-       Kerja sama, ketelitian, dan kedisiplinan setiap kelompok sangat mempengaruhi hasil akhir praktikum.


ü  Saran
-       Perlu dilakukan percobaan lebih lanjut demi keakuratan data yang diperoleh.
-       Alat-alat praktikum yang lengkap sangat mendukung jalannya praktikum dengan lancar.


Daftar Pustaka

Tidak ada komentar:

Posting Komentar