selamat datang... jangan lupa tinggalkan komentar :) boleh copast asalkan cantumkan sumber yang jelas! Ok! :)

Jumat, 30 Januari 2015

Menunggu lalu dilupakan



Menunggu lalu dilupakan
Saat-saat dimana waktu dan perasaan tak bisa sejalan. Saat dimana waktu terus berpacu tanpa henti. Saat kesedihan datang bukan lagi karena kepergian dan saat air mata bukan lagi pertanda sebuah kesedihan.
Saat dimana kau pergi melupakan segalanya sedangkan aku mengingat apa-apa yang telah terjadi. Kemarin candamu manis sekali, tak pernah kubayangkan akan  begini jadinya, sama sekali tidak. Kupikir setidaknya kau pergi namun sesekali menyapa walau kenyataannya jarak kita terbentang lebar. Aku, aku pasti akan senang sekali.

Ya, seperti itu. Bukan begini caranya.

Kau bilang kau ingin sekali waktu ada disampingku.
Hatiku ini hampir-hampir saja luluh lantak tak berbentuk, bila saja tak ada angin segar menyapa. Walau kenyataannya angin segar itu berubah sepersekian detik kemudian menjadi hawa panas yang lagi-lagi membuat kacau balau.

Jika dihitung-hitung ini bisajadi rasa kesekian yang kurasa, tentu tak salah jika hati kecil ini bertanya ‘mungkinkah ini rasa yang abadi?’ dalam sepi semua argument tentangmu aku siangi, “tak mungkin aku mengulang kesalahan yang sama dilain waktu, itu teramat bodoh untuk dilakukan kembali, bahkan untuk kesekian kalinya. Ayolah bangun dari tidurmu!”

Jika tahu akan seperti ini jadinya aku sungguh sangat menyesal melakukannya kemarin.

Tapi,
Aku terlanjur lelah, seandainya bisa, aku ingin menghancurkan semua jam di dunia  agar tak ada lagi yang seperti ini. Atau aku ingin  menghentikan waktu dan jika kau sudah kembali waktu itu akan ku putar lagi. Karena menunggu adalah hal yang paling membosankan. Terlebih lagi menyadari kenyataan bahwa mungkin kau tak akan kembali. Itu artinya aku akan sangat kesepian. Bukan cuma itu aku juga harus berusaha bangkit sebelum semuanya terlambat.

Namun sebelum semua itu terjadi, hanya satu pintaku. Saat kau kembali nanti, bisakah kita berbicara lagi, ada hal yang ingin kusampaikan. Hanya satu hal saja, selebihnya terserah padamu. 

Sesaat setelah kepergianmu
15/12/2014
*Bukan maksud untuk bergalau-galau ria. Jika ditanya, saya rasa tak mungkin ada satu orangpun yang mau merasakan rasa galau. Tulisan ini hanya sekelumit rasa yang saya alami dan saya derita. Barangkali ada juga yang sama seperti saya, hanya saja mereka tak mengungkapkannya dengan sebuah tulisan. Selalu ada alasan disetiap langkah maupun pijakan. Sama halnya dengan saya. Karena, sungguh indah dan menyenangkan bisa mengungkapkan apa yang sedang kita rasa dengan sebuah kata yang terangkai menjadi kalimat demi kalimat yang sungguh menggugah.
Maka dari itu tak usah beranggapan bahwa tulisan saya terlalu puitis, ambigu, atau bahkan lebay. Karena saya memang puitis, ambigu dan lebay. Maklumlah saya ini penyuka sesuatu yang beraroma tersirat ketimbang tersurat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar