selamat datang... jangan lupa tinggalkan komentar :) boleh copast asalkan cantumkan sumber yang jelas! Ok! :)

Jumat, 21 November 2014

Rasa Sederhana




                Dalam - dalam aku mulai mencerna tiap-tiap perubahan yang nampak darimu. Bisa kubilang ini hal yang lagi-lagi konyol, bagaimana bisa kau seperti itu disaat aku seperti ini. Ada hal yang mungkin tak kau sadari. Kadang aku tertawa geli memikirkannya. Ya, bisikan – bisikan hangat tak jarang ku dengar, isi bisikan-bisikan itu bernada mengejekmu. Jika kau tahu, kupastikan kau akan teramat malu :D
                Aku baru menyadarinya beberapa waktu belakangan ini. Entah hawa apa yang membuatku peka akan hal ini. Ada kalanya kita baru menyadari sesuatu di saat sesuatu itu sudah berjalan sangat lama, artinya kita terlambat menyadarinya. Namun semoga saja tidak untuk  kali ini. Kurasa aku belum terlambat untuk tahu akan semuanya, sebab naluriku berkata demikian.
                Jika benar, dahulu aku juga pernah sepertimu. Sayangnya kau terlambat menyadari atau mungkin  tak pernah menyadari seperti aku menyadari sekarang ini. Waktu itu rasanya terlalu lama aku menduga-duga dalam rasamu, menduga kau seperti itu atau seperti yang itu. Satu yang ku pahami, menduga tak semudah yang kukira, ternyata banyak lubang – lubang yang terselip diantaranya. Jika ada pilihan, aku pasti akan memilih kain lusuh daripada disuruh untuk menduga. Kain lusuh selalu jujur. Rupanya selalu terlihat nyata, kotor, dan rapuh sesuai kenyataan. Tak sepertimu yang kadang terlihat sangat kuat atau sangat lemah yang nyatanya berkebalikan dari itu semua.
                Kali ini berbeda yang adalah kali kedua. Aku menyikapinya dengan cukup tenang, bahkan sesederhana mungkin. Tak ada lagi ungkapan “Bagai benang kusut, benang merah, atau bagai mencari jarum di tumpukan jerami” yang ada saat ini adalah menenangkan diri. Yah, tenang menyikapi setiap perubahan yang nampak padamu.
                Mungkin ada satu lagi yang terlewat, kita sama-sama shame. Akh, kata ini terlalu sensitive untuk dijelaskan. Kurasa kau tahu bahkan mengerti akan hal ini. Mungkin hal ini juga yang membuat semua ini jalan di tempat nyaris tak ada kemajuan, karena jujur saja aku tak memiliki keberanian untuk sekedar memulai. Aku hanya berani menyunggingkan beberapa  bengkokan senyum yang kuharap bisa kau mengerti. Karena sekali lagi, kita terlalu kaku.
                Dan, tak masalah jika kita selalu seperti ini. Aku benar – benar tak akan kenap-napa. Aku hanya ingin bersuara, sesungguhnya kita merasakan perasaan sederhana yang sama. Entah itu rasa apa.