Embun
pagi menguap begitu cepatnya
Mawar
itu tersenyum seakan mengejekku
Aku
merona dikala itu
Sepenggal
ironi cinta yang tak terduga
Ia
menjamah, bersua denganku
Malu,
rupaku memerah
Ada
setumpuk kelopak bunga mengisi dadaku
Terlukis
syahdu di tempat sang nirwana
Aroma
kasih menyesaki indera penciumanku
Perlahan
kuhirup, hmm...
Angin
melambaikan hawanya
Menentramkan
jalan kenangan ini
Matamu
yang berair, menyilaukan paradigmaku
Tak
tahan ku menatapmu
Sorot
matamu begitu menyihirku
Membuatku
terpana
Aku
lantas mematung di belakang pundakmu itu
Semua
andai berkecimpung dalam benakku
Lidahku
kelu, mulutku terkunci tak keluar
sepucuk katapun
Dadaku
bergetar begitu hebatnya
Hebat
sekali
Aku senang
di dekatmu
Akh,,
aku
Jatuh
cinta
Padamu !