selamat datang... jangan lupa tinggalkan komentar :) boleh copast asalkan cantumkan sumber yang jelas! Ok! :)

Jumat, 24 Januari 2014

Kutunggu Kau di Keabadian Part 5


Tak ayal banyak pendapat positif dan negatf tercurah dari mereka padaku. Terkadang Aku begitu kesal dan  marah. Tapi, Aku mencoba menahannya dan mencoba untuk bersabar. Munkin inilah godaan dan cobaanyang Ukhti Ina bilang padaku kemarin.
**
            Hari-hariku berlalu, sejalan dengan itu, opini-opini tentangku sedikit demi sedikit menghilang. Walau masih saja ada ungkapan-ungkapan tak enak tertuju padaku. Banyak hikmah yang kupetik dari kejadian ini. Ilham terus mensuportku, Dia amat senangdengan perubahanku ini.
            Tak terasa detik-detik menjelang UAN akan segera tiba, Aku belajar seoptimal mungkin. Siang malam Aku belajar dengan tekunnya. Aku begitu tegang menantinya.
            Akhirnya hari HA telah tiba, kuselesaikan semua soal sebisaku., begitupun dengan hari-hari berikutnya. Setelah 1 bulan menunggu, akhirnya pengumuman kelulusan di bacakan melalui Radio. Aku berharap-harap cemas menantinya, kuterus membayangkan semua kemungkinan yang akan terjadi. Mulutku komat-kamit berdo’a semoga semuanya baik-baik saja.
Tiba namaku di sebut
“Tika Kurnia Pratiwi LULUS!”
Saking senangnya Aku tidak bisa mengungkapkannya dengan kata-kata, menangis terharu, pengorbananku selama ini tak sia-sia. Beberapa saat kemudian nama Ilham juga di sebut
            “Muhammad Ilham Alfathir LULUS!”
Begitu mendengarnya Aku amat senang. Wajahku sumringah tak terkira. Kini Aku tinggal memiirkan akan di lanjutkan kemana pendidikan ku ini.
**
Kulihat hasil Tes kesahatanku untuk memenuhi persyaratan masuk ke universitas favoritku. Aku syok melihatnya, ternyata Aku terkena kanker rahim stadium lanjut,
“Tenang Mbak, kankernya masih bisa di sembuhkan, peluang sembuhnya besar  jangan khawatir,,” dokter menjelaskannya padaku.
Namun tetap saja Aku takut akan keadaan ini, Aku takut rahimku di angkat dan Aku tidak bisa punya keturunan, hatiku tak tenang memikirkannya.
            Tiba-tiba ponselku berdering,
            “Halo assalamu’alaikum Ukhti Tika...” ukhti Ina menelefonku tegesa-gesa
            “Wa’alaikum salam’
            “Ukhti tika?,, Ilham kecelakaan, dia terus sebut-sebut nama Ukhti, keadaannya parah banget. Dia di tawat di Rumah sakit Umun cepat kemari. Kami menunggumu”
Aku tersentak kaget mendengarnya ‘Prang” ponselku jatuh, tubuhku lemas, kuberjalan gontai dari ruangan dokter menuju ruang tempat ilham di rawat. Sangat kebetulan Akupu periksa di rumah sakit yang sama. Tatapanku nanar terperanjat lari menuju ruang UGD. Aku lari sekuat tenagaku, sesekali kuterjatuh karena tak kuat menopang tubuhku yang lemah.
            Kuliha Ilham terbujur kaku di bantu alat napas opname, Aku tak tega melihatnya. Tubuhnya bersimbah darah, kepalanya bocor. Banyak selang kabel manancap ditubuhnya yang Aku tak tahu apa gunanya benda asing itu.aku menangis sejadi-jadinya melihat orang yang Aku sayangi tergolek lemah tak berdaya , Ilham terus memanggil-manggil namaku.
            “Tika,,Tika,,,”
Ibu, Ayah, Adik dan Kakak Ilham menatapku penuh harap. Adik Ilham menangis histeris, Ibunya menangis sesenggukan, Aku sangat bigung harus bagaimana
            “Nak tika, kata dokter ilham sudah tidak ada tak ada harapan lagi,,,” bisik Ibu Ilham padaku,
kutatapi satupersatu keluarga Ilham. Semuanya berduka dan bersimbah air mata, hanya Ayah Ilham yang terlihat sedikit tegar. Terlihat ukhti Inasedang membaca yasin di sebelah ilham sambil meneteskan air mata, Ukhti Ina sepupu Ilham yang begitu menyayangi Ilham dan keluarganya.
            Hatiku meletup-letup tak sseirama, merasakan takut yang amat sangat.kutatap wajah ilham dan kugenggam erat jemari-jemarinya. Matanya menutup, mungkin ia tertidur atau malah sudah pergi dari dunia ini, Aku begitu ketakutan membayangkan bila ini memang terjadi. Perlahan kupanggil namanya,
            “Ilham,,,Ilham,,,”

Bersambung...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar