Perutku
bak di koyak-koyak. Wajahku pun pucat. Seketika pandanganku kabur dan
perlahan-lahan gelap. “Brug!” ternyata Aku tumbang terjatuh pinsan, tubuhku
tergolek lemah di bawaa ke ruang UKS. Seperti biasa Aku anggap kejadian ini
kejadian biasa, pikirku semua wanita pasti pernah merasakannya. Karena sakitku
tak kunjung reda petugas UKS membujukku untuk kerumah sakit, namun Aku menolak,
karena Aku merasa tidak sakit. Akhirnya mereka membawa Aku pulang untuk
istirahat di rumah.
Beberapa
hari berlalu. Gelagat Ilham setiap bertemu denganku semakin aneh. Sekarang kita
berdua seperti bukan sepeereti sepasang kekasih, melainkan seperti musuh,
selalu berjauhan.paling hubunganku dengan Ilham hanya sebatas di televon atau
sms.
“Sayang
maaf ya... akhir-akhir ini Kita jarang ketemu, jadwalku padet banget, sampai-sampai
gak ada waktu buat kamu” Ilham menghubungiku via telepon,
“iya
gak papa aku ngerti ko,”
“kalau
gitu Aku seneng dengernya, Kamu enggak marahkan?
“Enggak,
Aku gak marah” sambil melengoskan kepala
“Sayang?”
panggilku
“Iya,,”
“Tadi
perutku sakit lagi, sakit banget”
“Kamu
uadah periksa ke dokter?”
“Belum”
Aku menggelengkan kepala
“Lho
kenapa?”
“Gak
kenapa-kenapa sih, males aja”
“yaudah
nanti periksa ke dokter jangan lupa”
“Iya
nanti kalu ada waktu, Aku pasti chek up”
“tut...tut...tut...”
sambungan teleponku terpetus begitu saja.
“Hmm,,,
mungkin Ilham sedang sibuk,” Aku mendesah tanpa suara.
Kurebahkan
tubuh keatas ranjang kamarku. Badanku pegal-pegal , rasanya seperti tertindih
kerbau. Kurenggangkan kaki, tak banyak gerakan. Sejenak kutatap foto ibu di
sebelah kepalaku, wajahnya begitu redup, tersenyum simpul. Andai Dia ada di
dekatku saat ini. Membelai rambutku, kan kuceritakan semua keluh kesahku,
“Ibu,,,”
lirihku memanggil namanya.
Sudah
pasti tak ada jawaban, merindukan orang yang sudah lama pergi meninggalkan kehidupan yang fana ini. Aku terus membisu
memikirkan semua yang menggelayut di kepalaku , yang tak pernah habis di makan
waktu. Akhirnya Aku terlelap tidur, terbuai mimpi, bertemankan sepi.
**
Pagi-pagi buta kuberangkat ke
sekolah. Pukul 05.30 WIB Aku keluar dari rumah beranjak mengendarai sekuter kesayanganku.
Entah mengapa hari ini Aku berangkat pagi sekali. Tak disangka ternyata pagi
ini jalananmacet parah, padahal biasanya ramai lancar. Setelah ku ingat-ingat
sekarang tanggal 1 mei, yaitu hari Buruh Nasional. Pantas saja jalan macet,
banyak buruh yang akan berdemonstrasi, biasalah paling demo menuntut kenaikan
gaji.
“Ah... untung tadi berangkat pagi”
gumamku sambil memencet klakson motor,
“tin,,tin,,tin,,” derauan suara
knalpot dan klakson menjadi satu, bising sekali.
“Seharusnya pagi-pagi begini Aku
harus banyak-banyak menghirup oksigen tanpa campuran apapun, supaya pikiranku
fresh ketika sampai di sekolah,,,”
Tapi,
ini malah kebalikannya, karbondioksida terus menerobos ke dalam hidungku secara
paksa. Aku terus merayap mengendarai motor dengan sabar melewati jalan yang
macet total ini.
Hampir
sejam Aku menelusuri jalan hingga akhirnya sampai di gerbang sekolah. 30 menit
berikutnya kugunakan untuk sarapan dan melepas penat. Tiba-tiba ponselku
berdering, kulihat layar ponselku satu
pesan masuk ‘Ilham’ kutekan tombol ok! ‘Tika,
nanti abis pulang sekolah jangan pulangdulu yah! Aku tunggu kamu di mushola ada
acar Rohis, jangan lupa datang yah...J’
ternyata pesan dari Ilham
“Lagi-lagi
Rohis” ucapku dalam hati.
bersambung...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar