Tiba-tiba
ponselku berdering, kulihat layar ponselku, satu
pesan masuk ‘Ilham’ kutekan tombol ok! ‘Tika,
nanti abis pulang sekolah jangan pulangdulu yah! Aku tunggu kamu di mushola ada
acar Rohis, jangan lupa datang yah...J’
ternyata pesan dari Ilham
“Lagi-lagi
Rohis” ucapku dalam hati.
Matahari
sudah mulai condong ke barat, pertanda hari sudah sore. Bel pulang berbunyi.
Tak lupa Aku pergi ke mushola sekedar ingin tahu kegiatan Rohis.
Ketika
sampai di mushola Aku tercengan sekaligus tertegun. Aku melihat wanita-wanita
aktifis rohis ini berjilbab begitu rapih, tertutup apik, wajahnya pun begitu
berseri. Tak seperti Aku, rambutku tergerai panjang tanpa penutup apapun. Para
aktifis prianya pun begitu karismatik dan alim sama seperti Ilham. Tak berapa
lama seseorang menyapaku,
“Assalamu’alaikum,,,”
“wa’alaikum
salam” jawabku lembut
“Ukhti
ayo masuk! Sebentar lagi acara di mulai” ajak seorang wanita sambil menarik
tanganku. Ku ikuti kemana arah wanita itu pergi.
Baru Aku
tahu, ukhti adalah paanggilan untuk perempuan dan Akhi untuk panggilan
kepada laki-laki. Ternyata tempat kegiatan
rohis antara pria dan wanita dipisah sedemikian rupa.
Aku
duduk di samping Ukhti Ina, tadi kami berkenalan. Aku duduk dengan tenang,
maataku menyapu seluruh bagian mushola ini, kupandangi semua wanita berjilbab
rapi menjulur sampai dadanya,hanya Aku sendiri yang tak berjilbab. Aku termangu
dengan suasana ini, suasana yang berbeda dengan kehidupan sehari-hari. Ku terus
mengamati sisi demi sisi mushola ini sambil menunggu Ustadzah datang memberi
pencerahan.
Sesaat kemudian Usdazah
datang, pandangan pertamanya tertuju padaku yang begitu mencolok dari yang
lain. Dadaku berdegup kencang ketika Ustadzah menoleh padaku, takut akan
dimarahi olehnya.Bersambung lagi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar