selamat datang... jangan lupa tinggalkan komentar :) boleh copast asalkan cantumkan sumber yang jelas! Ok! :)

Rabu, 01 Januari 2014

(Cerbung) Cinta Pada Bunga yang Berseri the end


Tiba-tiba datang seorang pemuda yang gagah dan elok rupawan dari samping serambi kanan
“Assalamu’alaiku Bunga yang berseri?” sapanya lembut
Zahra begitu terkejut, itu seperti suara Azhar yang masih terngiang jelas di telinganya, walau 5 tahun sudah ia tak berjumpa dengan Azhar.
“Ah,, itu pasti halusinasiku saja” gumam Zahra
“Azzahra Munawarah,,, ini Aku Muhammad Azha Yusuf” panggil Azhar sekali lagi,
Azhar menyebut nama lengkapnya dan mnam lengkap Zahra. Zahra menoleh ke arah sumber suara, betapa terkejutnya Ia melihat sososk yang ia rindukan. Itu memang benar Azhar, orang yang selama ini membuatnya sekan hampa.
“Wa’alaikum salam Azhar”, Zahra lari kearah Azhar
“Apa Aku sedang bermimpi? Apa benar ini engkau Azhar? Kemana saja engkau selama ini?”
Secara tak sadar, Zahra spontan memeluk Azhar. Ini kali mereka berpelukan, jangankan berpelukan, bejabat tangan saja mereka enggan melakukannya. Zahra beruraian air mata, rasa rindu yang sudah tak terbendung lagi kini terbayarkan sudah. Azhar pun sama mengeluarkan air mata, walau hanya beberapa tetes saja, pria memang sulit menangis. Air mata memuncah, saat bibir tak mampu berbicara, matalah yang mampu mengunkapkannya.
Di situ di taman itu, pertemuan yang sangat indah bak Adam dan Hawa yang bertemu di Padang Arafah, Makkah. Azhar pun menceritakan semuanya bahwa sebenarnya Ia juga sama mencintainya.
“Zahra Aku pun sama mencintaimu, bahkan teramat sangat. Acap kali Aku teringat semua bayangmu. Tapi Zahra, Aku tak ingin mengungkapkannya terlebih dahulu. Karena Aku tau kau bukan gadis sembarangan yang bisa dimiliki seenaknya saja. Aku tak ingin membuat mu kotor, kau tahu itukan?” tutur Azhar meyakinkan Zahra.
 Ia sudah menyukai Zahra sejak pertama bertemu di perpustakaan sekolahnya dahulu. Zahralah cinta pertamanya dan Ia mengungkapkan Zahra pulalah cinta terakhirnya. Ia ingin menjaga kesucian cintanya, ia tak ingin pacaran seperti pada masanya itu, bermesraan di tempat yang sepi, sampai-sampai terjerumus terbawa hawa napsu yang menyeastkan. Sungguh ia tak mau seperti itu, sejak dahulu Azhar hanya menganggap Zahra sebagai sahabatnya saja,baginya sudah melihat Zahra saja sudah cukup indah baginya.
Di taman itu pulalahAzhar meminang Zahra. Azhar mengatakan, ia akan membawa serta Zahra pergi ke Jerman untuk melanjutkan kuliahnya di Universitas Heidelberg  yang beberapa hari ini sempat libur, setelah menikah nanti. Mendampinginya sampai cita-citanya tercapai, menjadi Dokter Spesialis Jantung. Sekaligus menjadi pendamping hidupnya baik dikala senang atau pun susah seumur hidupnya.

TAMAT

Tidak ada komentar:

Posting Komentar