selamat datang... jangan lupa tinggalkan komentar :) boleh copast asalkan cantumkan sumber yang jelas! Ok! :)

Selasa, 31 Desember 2013

(Cerbung) Cinta Pada Bunga yang Berseri part 2


Sebenarnya Zahra sudah sejak lama menaruh hati pada Azhar, tanpa sepengetahuan kedua sahabatnya itu. seperti sebulan yang lalu, Zahra pergi ke perpustakaan sekedar melihat Azhar, yang kata  Indan dan Tuti tampan dan pintar. Tak disangka, gayung pun bersambut. Azhar mendekati Zahra sekedar bertanya buku apa yang Azhar baca. Sejak saat itulah, tumbuh benih-benih cinta dilubuk hati Zahra untuk Azhar . walau belum terlalu dekat dengan Azhar, namun Zahra merasa sangat dekat dengannya, rindu sebentar saja tak melihatnya. Inilah cinta pertama Zahra, yaitu Azhar.
Azhar adalah tetangga kelas Zahra, dia kelas XI IPA-2. Azhar memang anak yang pintar, baik, soleh, dan juga tampan, anak orang kaya pula. Berbeda dengan Zahra yang seorang anak dari keluarga keluarga sederhana dan biasa-biasa saja. Namun begitulah, Azhar tidak pernah menunjukan kekayaannya di sekolah. Jam tangan, tas, buku-buku, dan sepatunya pun sederhana, tidak bermerek kelas wahid yang biasa di pakai anak-anak orang kaya pada umumnya. Mungkin, kesederhanaan itulah  yang membuat banyak wanita mengidamkannya.
Sejak kejadian itu Zahra menjadi rajin pergi ke perpustakaan. Alasannya, tidak lain dan tidak buakan untuk brtemu dengan pujaan hatinya. Tak biasa dipungkiri, kian hari pesona Azhar semakin isyimewa baginya, dan semakin hari pula Azhar menjadi amat dekat dengan Zahra, walau sebatas teman saja.
“Assalamu’alikum...” sapa Azhar
“Wa’alaikum salam” jawab Zahra
“sedang cari buku apa?”
“Ini, Aku lagi cari buku kimia, buat pelajaran Ibu Resti nanti”
“Ohh... ayo ikut Aku, Aku tau tempatnya di mana” sambi pergi ke rak buku di sebelah ruangan, Zahra mengekor dibelakang Azhar.
“Nah, ini dia bukunya”
“Makasih ya Azhar”             
“Sama-sama”
Mereka berdua pergi ke ruang baca, namun, tak seprti biasanya, ruangan itu sepi. Hanya ada 4 orang saja. Zahra dan Azahar duduk berhadapan berbataskan sebuah meja,
“Ngomong-ngomong Zahra apa kabar?”
“Alhamdulillah baik, kalau Azhar sendiri?” Zahra balik bertanya.
“Alhamdulillah baik juga”.
Dada Zahra berdegup kencang sejak awal pembicaraan. Rasa yang sangat aneh. Namun, Zahra mencoba untuk tetap menenangkan dirinya, supaya tidak kelihatan gugup. Pembicaraan semakin melebar kearah yang lain, ternyata Azhar punya selera humor yang baik, Zahra berkali-kali dibuat tersipu dan tertawa karenanya.
“Ekhm,,nama kamu bagus Zahra, kira-kira artinya apa yah?” pembicaraan mulai agak serius,
“Kata Ibu, Zahra artinya bunga. Namamu juga bagus, Azhar? Artinya apa?”
“Nama yang cantik, kata ayah Azhar artinya yang berseri, wajahku berserikan? Hehe,, emm kalu digabung nama kita jadi... Bunga yang berseri, mungkin kita berjodoh??” menatap wajah Zahra Sambil tersenyum.
Seketika “deg” dada Zahra seakan berhenti berdetak mendengar kata ‘jodoh’
“Terimakasih.. ah kamu bisa saja” dengan nada terbata.
Tak terasa bel pun berbunyi, merekapun pergi meninggalkan perpustakaan.
***
Semenjak saat itulah hubungan mereka menjadi semakin dekat dan spesial tentunya. Hari-hari mereka lalui bersama, belajar bersama, bahkan terkadang pulang dan berangkat sekolah pun bersama. Namun tak ada status apapun antara mereka selain pertemanan yang tak lebih dari sahabat. Di satu sisi, jauh di libuk hati terdalam, ada hati yang berharap lebih dari persahabatan, itulah Zahra.
Semakin hari murid-murid di sekolah itubanyak yang mengira mereka berdua pacaran, tentu saja mereka menepis itu, karena memang mereka tidak pacaran. Tuti dan Indah pun melihat gelagat yang berbeda dengan sahabatnya, Zahra.
“Ra, kamu pacaran ya sama Azhar?” tanya Tuti
“Kata siapa? Enggak ko!”
“Tapi, deket gitu, masa bukan pacar?” dengan tatapan penuh curiga
“Tapi Ra, sepertinya Azhar suka sama kamu?” tuti mengerutkan keningnya,
“Ah masa?” tanya Zahra,
Indah menyambung “Iya!!! Kalau dia gak suka, ngapain coba Dia selalu sama kamu? Azhar itu tipe Cowok yang susah deket sama cewek. Apalagi kamu yang gak pernah sekelas sama Dia, Aku aja yang dulu pernah sekelas, jarang ngobrol, malahan bisa dibilang gak pernah?” Indah penasaran.


Bersambung lagiii!!!....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar