Untuk
Tuan Tak Bernama
Tahukah kau?
Semua
anganku tentangmu
Bukannya aku
tak ingin, beribu ingin dalam hati
Menyeruak
dalam hati
Kerlap-kerlipmu
menyatu dalam mimpi-mimpi
Sedikit asa
tergores peri
Adakah ku
dihari esokmu nanti?
Bukan
kini,namun nanti
Tunggu
aku...
Dekat, lebih
dekat lagi
Sejengkal
antara mata dan hati
Disini, rona
mata itu terpatri
Jiwa
bersimpuh dalam buaian suci
Mengalun bak
melodi simphoni
Indah, indah
sekali
Untukmu Aku
disini
Dimana
engkau? Aku tak mengetahui
Berjumpa dan
bersua itu yang ku ingini
Kan ku
nanti, sendiri, bersama diri ini
Rindu yang
terpilin ini biarlah menanti
Seperti menanti mega saat fajar menjulang tinggi
Ketika
rembulan menggantikan mentari
Aku kan
tetap menanti
Diujung
waktu ku merinti
Tepi semua kebahagiaan
di bumi
Laksana raja
dan putri
Mencinta dan
dicintai
Bersabarlah,
Akupun sama disini
Menanti
semua yang akan terjadi
Ajak aku
terbang melanglang jauh menuju surga duniawi
Meski tak
sempurna, isilah kekosongan ini
Jaga dirimu
sampai datang kembali
Mari kita
berdansa dan bernyanyi
Menyisihkan
nestapa derita hidup ini
Tuhan pasti
mengerti
Menyatukan
sebelum mati
Sebelum
usang dihati, menjamah rindu ini
Untuk tuan
tak bernana yang berarti
Aku tak akan
memcari
Kan kunanti
sampai titik jenuh itu menghampiri
Karena
kutahu kau akan menepati janji
Tidak ada komentar:
Posting Komentar