Benarkah Minuman Soft Drink Cola Berbahaya?
Oleh: Eka Sari A. & Tri Dewi A.
Oleh: Eka Sari A. & Tri Dewi A.
Kamu pasti pernah mendengar berita ataupun
vidoe seseorang yang menggunakan minuman cola untuk membersikan noda pada kaca,
penghilang noda pada kloset, penghilang karat pada besi, dsb. Mengetahui fakta
tersebut, netizen mengasumsikan bahwa minuman berkarbonasi berbahaya jika
dikonsumsi. Sebab, jika karat saja dapat rontok seketika bagaimana dengan
lambung manusia? Apa berita itu benar adanya? Mari kita buktikan!
Asal
mula minuman berkarbonasi
Minuman berkarbonasi atau Coca-cola pertama kali
ditemukan pada tanggal 8 Mei tahun 1886 oleh seorang ahli farmasi asal Atlanta,
Georgia di Amerika Serikat bernama John Styth Pemberton. John yang pertama kali
mencampur minuman sirup karamel yang selanjutnya dikenal sebagai Coca-Cola
tersebut.
Kandungan dalam Soft Drink jenis Cola
Coca-cola
dewasa ini dibuat dengan komposisi air berkarbonasi, glukosa, pewarna karamel
(kelas IV), konsentrat kola, pengatur keasaman (asam fosfat), dan kafein.
Air soda atau yang selanjutnya disebut
minuman berkarbonasi memiliki rumus kimia H2CO3 atau asam
karbonat. Untuk membuat air soda, komponen yang paling penting adalah air dan
gas karbondioksida. Air soda memang dibuat dengan melarutkan gas karbondioksida
(CO2) ke dalam air. Sama seperti oksigen, karbondioksida merupakan
gas yang banyak terdapat di alam. H2CO3 atau asam
karbonat kenyataanya tidak ada, sebab asam karbonat sangat tidak stabil.
Apalagi jika botol soft drink sudah
terbuka, H2CO3 terurai menjadi CO2 dan H2O.
Karbondioksida merupakan gas yang
kita keluarkan saat bernapas dan diambil oleh tanaman untuk proses
fotosintesis. Bila diinjeksi ke dalam air dengan tekanan tinggi, karbondioksida
akan membentuk asam karbonat. Itulah sebabnya minuman berkarbonasi disebut juga
minuman berkarbonasi (carbonated
beverages). Asam karbonat tersebutlah yang bertanggung jawab terhadap
timbulnya sentuhan khas soda di mulut (mouthfeel)
dan perasaan yang mengigit (bite)
pada saat minuman berkarbonasi.diminum.
Selain itu, gas karbondioksida
juga berpengaruh terhadap timbulnya efek extra
sparkle, yang membedakan minuman ringan berkarbonasi dengan non-karbonasi. Extra sparkle adalah efek penampakan
berkelap-kelip pada minuman. Secara praktis CO2 adalah satu-satunya
gas yang paling cocok untuk memproduksi penampakan sparkle dalam minuman ringan
berkarbonasi. Kelarutan gas karbondioksida sedemikan rupa, sehingga dapat
bertahan dalam cairan pada suhu ruang. Jika dikocok secara perlahan, gas
tersebut akan melepaskan gelembung dalam minuman. Keberadaan karbondioksida
pada minuman dapat diibaratkan seperti rempah-rempah pada makanan.
Karbondioksida dapat meningkatkan citarasa pada
minuman sehingga orang menikmati saat mengonsumsinya. Salah satu keunggulan
minuman berkarbonasi adalah aman dari kontaminasi bakteri, terutama bakteri
yang bersifat patogen (penyebab penyakit). Gas karbondioksida yang larut dalam
air, bukan hanya menghasilkan rasa yang spesifik, tetapi juga dapat berfungsi
sebagai antibakteri untuk mengawetkan minuman secara alami (Soeharto, 2008).
Minuman soft drink jenis cola bersifat
asam
Minuman jenis softdrink
cola mengandung asam fosfat dan asam sitrat. Tentunya kedua asam yang ditambahkan ke dalam softdrink ini adalah jenis asam yang berkualitas food grade. Asam fosfat ditambahkan untuk memberikan cita rasa asam dan
tajam. Asam sitrat adalah jenis asam yang bisa diambil dari tanaman sitrus,
biasanya ditambahkan untuk memberikan cita rasa sitrus dan asam. Namun kedua jenis asam tersebut masih
tergolong asam lemah (Muslimah, 2016).
Selain minuman bersoda yang sifatnya
asam, terdapat pula berbagai jenis minuman dan larutan asam yang sering
dikonsumsi yang memiliki pH tidak jauh berbeda dengan asam. Berikut daftar beberapa
minuman dan larutan asam tersebut:
No
|
Jenis
|
pH
|
Ket.
|
1
|
Air
jeruk nipis
|
2
|
|
2
|
Air
asam jawa
|
3
|
|
3
|
Cuka
masak
|
3
|
|
4
|
Jus
belimbing
|
3
|
|
5
|
Air
lemon
|
3
|
Asam
yang terdapat dalam lambung
Asam yang terdapat dalam lambung yaitu
asam lambung yang terdiri dari asam klorida (HCl), kalium klorida (KCl),
dan natrium klorida (NaCl). Tingkat keasaman pH asam lambung sekitar
1,5 sampai dengan 3,5 di dalam lambung.
Asam klorida
mengaktifkan pepsin, yang membantu proses pencernaan dengan memecah ikatan asam
amino, dan proses tersebut disebut proteolisis. Sebagai tambahan,
banyak organisme yang proses pertumbuhannya dipicu oleh lingkungan asam, yang
membantu mencegah infeksi.
Dalam
bentuk pa saja makanan di serap dalam tubuh?
Proses pencernaan dan
penyerapan nutrisi dalam makanan dan minuman
merupakan
bagian dari fungsi usus halus. Makanan yang Anda konsumsi menyimpan berbagai
nutrisi yang diperlukan oleh sel-sel tubuh. Tapi sebelumnya, makanan tersebut
harus dicerna menjadi zat yang cukup kecil agar dapat diserap.
Nutrisi
dari hidangan yang telah dicerna, akan diserap oleh tubuh. Nutrisi ini berguna
membuat tubuh bertenaga dan dipakai untuk pertumbuhan, perbaikan, dan
pemeliharaan jaringan tubuh. Namun, ada pula nutrisi yang harus dipadatkan
menjadi tinja, lalu dibuang melalui anus. Sesuai dengan namanya, usus
penyerapan berfungsi untuk menyerap berbagai nutrisi makanan yang telah dicerna
di bagian usus halus sebelumnya.
Pada usus
penyerapan, terdapat jonjot-jonjot yang bermanfaat untuk memperluas area
penyerapan nutrisi makanan. berikut nutrisi yang akan diserap pada usus halus:
·
Berbagai zat makanan yang diserap oleh
usus penyerapan seperti glukosa, asam amino, vitamin, mineral, dan air, akan
dibawa oleh darah melalui pembuluh vena porta hepatika ke hati. Dari hati,
berbagai nutrisi tersebut akan menuju ke jantung sehingga dapat disebarkan ke
seluruh tubuh.
·
Karbohidrat di serap dalam bentuk
gliserol, protein di serap dalam bentuk asam amino, lemak diserap dalam bentuk
asam lemak
·
Beberapa jenis vitamin yang larut di
dalam lemak seperti vitamin A, D, E, dan K yang diserap oleh usus halus akan
diangkut oleh darah melalui pembuluh getah bening, lalu vitamin tersebut akan masuk
ke dalam peredaran darah. Berbagai sari makanan yang tidak diserap oleh usus
halus akan dibuang ke bagian
bagian usus besar.
Sebanyak 90% nutrisi
makanan yang masuk ke dalam peredaran darah berasal dari penyerapan nutrisi
yang dilakukan oleh usus halus. Gerakan usus halus memang sangat jarang kita
rasakan. Namun, usus halus merupakan bagian dari sistem pencernaan yang sangat
rawan terkena gangguan setelah lambung. Di dalam usus halus, terjadi proses
penyerapan nutrisi makanan, jika makanan yang dikonsumsi mengandung racun, maka
racun tersebut akan diserpa di dalam usus halus dan menyebabkan gangguan
pencernaan.
Larutan Penyangga dalam Darah
Dalam tubuh terdapat sistem penyangga yang menjaga pH tubuh
supaya tetap ideal. Larutan penyangga yaitu
larutan yang dapat menyangga pH supaya tidak berubah meskipun diberikan sedikit asam,
sedikit basa, atau diencerkan. Larutan penyangga berperan
menopang perubahan pada pH. Contoh yang paling dekat adalah tubuh kita sendiri.
Misalnya di
dalam darah, senyawa penyangga ini ada dalam bentuk H2CO3 dan HCO3- . Jika diperhatikan, kedua senyawa
tersebut punya sifat yang berbeda: H2CO3 bersifat asam, sementara HCO3- adalah basa konjugasinya.
Adapun reaksi kimia yang terjadi antara senyawa penyangga HCO3- dengan
H+ adalah sebagai berikut:
H+(aq) +
HCO3-(aq) H2CO3(aq)
OH-(aq) +
H2CO3(aq) HCO3-(aq)+ H2O(aq)
Penyangga yang bereaksi dengan ion H+
selalu senyawa basa (HCO3-),
dan yang bereaksi dengan OH-
adalah senyawa penyangga asam ( H2CO3 ).
Korosi
logam
Adapun reaksi perkaratan pada logam besi:
Anoda
: Fe(s) -------> Fe2+(aq) + 2e–
(x4) E° = +0,44 volt
Katoda : O2(g) + 4H+(aq)
+
4e– --------->2H2O (l) (x3) E° = +1,23
volt
4Fe(s) + 3O2(g)
+ 12H+(aq) --------> 4Fe2+(aq)
+ 6H2O(l) E° sel = +1,67 volt
Berdasarkan reaksi tersebut yang akan dihasilkan, berangsur-angsur akan dioksidasi
membentuk Fe3+. Sedangkan OH– akan bergabung dengan
elektrolit yang ada di alam atau dengan ion H+ dari terlarutnya oksida
asam (SO2, NO2) dari hasil perubahan dengan air hujan.
Dari hasil reaksi di atas akan dihasilkan karat dengan rumus senyawa Fe2O3
x H2O.
Kebalikannya, jika oksida logam diberi
atau ditambahkan suatu asam maka oksida atau karatnya akan meluruh dari permukaan
logam. Hal tersebut berdasarkan rekasi berikut:
Fe2O3(s) + 6 HA(aq) --------> 2Fe3+(aq) + 6A-(aq) + 3H2O(l)
cokelat
A- + H2O ---------> HA +OH-
Fe3+(aq) + OH-(aq) ---------> Fe(OH)3(s)
(endapan abu-abu)
Jika ingin tahu
kebenaran terkait isu bahaya minuman bersoda, mari kita lakukan percobaan
berikut:
Alat dan bahan
-
Larutan coca-cola
-
Air asam jawa
-
Air jeruk nipis
-
Indikator universal
-
Gelas kimia 50 ml
-
Paku berkarat
1.
menyiapkan larutan coca-cola, air asam jawa dan air jeruk nipis
2.
mengukur volume masing-masing larutan
sebanyak 25 mL
3.
memasukkan lautan asam ke dalam gelas
kimia 50 mL
4.
mengukur pH setiap larutan
5.
memasukkan paku berkarat pada setiap larutan
6.
merendam paku dalam larutan asam selama
1 jam
7.
mengeluarkan paku dari larutan asam dan
mengeringkannya
8.
membandingkan noda karat sebelum dan
setelah perendaman pada ketiga larutan yang digunakan
Setelah melakukan percobaan tersebut, diskusikan jawaban pertanyaan
dibawah ini:
1.
Bagaimana hasil dari percobaanmu?
2.
Apakah minuman bersoda, air jeruk dan air asam jawa
berbahaya jika dikonsumsi?
3.
Apakah kemampuan ketiga larutan menghilangkan karat
merupakan pertanda bahwa ketiga larutan tersebut mengandung zat kimia
berbahaya?
Sumber:
Suharto, T. (2008, Februari 25). Minuman
Berkarbonasi. [Blog post]. Diperoleh dari https://titosuharto.wordpress.com/2008/02/25/minuman-berkarbonasi/
Effendi, Y. (2012, Maret) Fungsi Larutan
Penyangga dalam Tubuh. [Blog post]. Diperoleh dari http://yenni-effendi.blogspot.com/2012/03/fungsi-larutan-penyangga-dalam.html
Anonim.
(2018, Agustus 9). Minuman Bersoda Efektif Bersihkan Karat, Ini Penjelasan
Ilmiahnya. [Blog post]. Diperoleh dari http://news.rakyatku.com/read/113544/2018/08/09/minuman-bersoda-efektif-bersihkan-karat-ini-penjelasan-ilmiahnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar